Monday, May 22, 2017

SEJARAH PENYEBARAN GANJA DIINDONESIA

Sejarah dan Perjalanan Penyebaran Ganja

Dengan adanya pertimbangan melegalkan ganja, sebenarnya bagaimana sejarah perjalanan tanaman ini?

Sejarah dan Perjalanan Penyebaran GanjaTanaman ganja. (Thinkstock)
Ganja telah banyak digunakan sejak zaman prasejarah. Laporan terbaru memberikan gambaran mengenai sejarah dan penyebarannya. Barney Warf, penulis laporan tersebut, seorang profesor geografi di University of Kansas di Lawrence, menjelaskan bagaimana penggunaan ganja di Asia ribuan tahun lalu, dan sejak saat itu menemukan jalannya ke seluruh pelosok dunia.
"Ganja lebih banyak dipakai sebagai obat dan tujuan spiritual pada era pramodern," kata Warf. "Misalnya, suku Viking dan Jerman kuno memanfaatkan ganja untuk meredakan sakit saat melahirkan dan sakit gigi."
"Gagasan mengenai ganja adalah obat berbahaya (narkoba) adalah pemikiran yang baru-baru ini dibangun," dan fakta bahwa ganja diilegalkan merupakan suatu "anomali sejarah". Ganja sudah legal di berbagai daerah karena sejarahnya.
Darimana asalnya?
Ada berbagai jenis tanaman ganja. Yang pertama, Cannabis sativa atau ganja, memiliki bahan psikoaktif. Tanaman yang lainnya, Cannabis sativa L. (Huruf L melambangkan penghormatan Carl Linnaeus), atau dikenal sebagai rami. Tanaman ini tidaklah mengandung bahan psikoaktif dan dipakai dalam produk seperti minyak, pakaian, dan bahan bakar.
Ada pun Cannabis indica, tanaman berspesies sama yang juga mengandung bahan psikoaktif. Tanaman ini ditemukan oleh ahli alam dari Perancis, Jean-Baptiste Lamarck.
Tanaman ketiga dari spesies yang sama, Cannabis ruderalis, dinamai demikian pada 1924 oleh ahli botani Rusia, D. E. Janischevisky.
Tanaman-tanaman ganja ini dipercaya telah berevolusi di stepa Asia Tengah, khususnya di daerah yang saat ini kita kenal sebagai Mongolia dan Siberia selatan.
Ribuan tahun lalu, ganja banyak ditanam di antara berbagai tanaman yang dibudidayakan manusia. Hal ini diketahui dari buku Marihuana: The First Twelve Thousand Years (Springer, 1980).
"Ia mungkin berkembang di tempat pembuangan yang kaya nutrisi dari pemburu prasejarah dan pengumpul," tulis Warf dalam laporan yang ia buat.
Biji ganja yang dibakar juga ditemukan dalam gundukan pemakaman kurgan di Siberia pada 3.000 SM. Di daerah Xinjiang, Tiongkok, ganja psikoaktif ditemukan pada beberapa makam orang-orang mulia.
Di Tiongkok, rami dan ganja psikoaktif dimanfaatkan secara luas ketika terjadi kecelakaan. Pemanfaatan ganja sebagai obat pertama kali ditemukan pada 4.000 SM. Ramuan ini digunakan, misalnya sebagai anestesi selama operasi, dan menurut cerita, Kaisar Tiongkok Shen Nung pun memanfaatkannya pada 2737 SM. (Namun, keberadaan Shen Nung sebenarnya diperdebatkan, entah ia nyata atau fiksi, karena kaisar pertama Tiongkok lahir lama setelah keberadaan Shen Nung.)
Dari Tiongkok, petani pesisir membawa panci ke Korea sekitar 2.000 SM atau lebih awal lagi, menurut buku The Archaeology of Korea (Cambridge University Press, 1993). Ganja tiba ke benua Asia Selatan antara tahun 2000 SM dan 1000 SM, ketika wilayah itu diserang oleh bangsa Arya, kelompok berbahasa Indo-Eropa kuno. Obat ini menjadi banyak dipakai di India, dan dirayakan sebagai salah satu dari "Lima raja ramuan...yang melepaskan kita dari kecemasan" dalam salah satu puisi Sansekerta Veda kuno.
Dari Asia hingga ke Eropa
Ganja tiba di Timur Tengah antara 2000 SM dan 1400 SM, dan kemungkinan dipakai oleh kelompok Scythian, pengembara Indo-Eropa. Scythian diketahui membawa obat ini ke Rusia tenggara dan Ukraina, lalu menghuni daerah tersebut selama bertahun-tahun. Suku Jerman membawa obat tersebut ke Jerman, dan ganja pun tersebar dari sana ke Britania pada abad ke lima dengan invasi Anglo-Saxon.
"Biji ganja juga telah ditemukan dalam reruntuhan perahu Viking pada pertengahan abad ke sembilan," kata Warf. Selama berabad-abad berikutnya, ganja bermigrasi ke berbagai wilayah dunia, menempuh perjalanan ke Afrika, mencapai Amerika Selatan pada abad ke-19 dan dibawa ke utara setelah itu, dan akhirnya mencapai Amerika Utara.
Masuk ke Amerika
Ganja tiba di Amerika pada awal abad ke 20, di barat daya Amerika dari Meksiko, dengan para imigran melarikan diri dari negara itu selama masa Revolusi Meksiko pada 1910-1911.
"Banyak prasangka awal terhadap ganja yang sebenarnya ketakutan terhadap perokok yang sering diberitakan oleh koran," kata Warf dalam laporannya. "Orang Meksiko kerap disalahkan karena merokok ganja, kejahatan properti, merayu anak-anak dan terlibat dalam modus pembunuhan."
Undang-undang Amerika tak pernah menyadari perbedaan antara Cannabis sativa L. dengan Cannabis sativa. Tanaman ini pertama kali dilarang di Utah pada 1915, menjadi ilegal di 29 negara pada 1931.
Pada 1930, Harry Aslinger menjadi komisioner pertama dari Federal Bureau of Narcotics (FBN) dan melakukan beberapa upaya untuk membuat ganja ilegal di semua negara. Pada tahun 1937, Undang-undang Pajak Marijuana menempatkan ganja di bawah peraturan dari Drug Enforcement Agency, mengkriminalisasi kepemilikan pabrik di seluruh negeri.
"Saat ini ganja masih diklasifikasikan sebagai Skedul I dikontrol substansi oleh pemerintah, bersama dengan heroin dan LSD, menunjukkan tanaman ini berpotensi tinggi untuk disalahgunakan dan menimbulkan kecanduan, tidak diterima keperluan medis dan tidak ada tingkat aman dalam penggunaannya," tulis Warf dalam laporan tersebut.
(Sumber: LiveScience.com)

history of bob marley (sejarah bob marley)


Introduction

Overview of Bob's Legacy
The Bob Marley biography provides testament to the unparalleled influence of his artistry upon global culture. Since his passing on May 11, 1981, Bob Marley’s legend looms larger than ever, as evidenced by an ever-lengthening list of accomplishments attributable to his music, which identified oppressors and agitated for social change while simultaneously allowing listeners to forget their troubles and dance.

Bob Marley was posthumously inducted into the Rock and Roll Hall of Fame in 1994; in December 1999, his 1977 album “Exodus” was named Album of the Century by Time Magazine and his song “One Love” was designated Song of the Millennium by the BBC. Since its release in 1984, Marley’s “Legend” compilation has annually sold over 250,000 copies according to Nielsen Sound Scan, and it is only the 17th album to exceed sales of 10 million copies since SoundScan began its tabulations in 1991.

Bob Marley’s music was never recognized with a Grammy nomination but in 2001 he was bestowed The Grammy Lifetime Achievement Award, an honor given by the Recording Academy to “performers who during their lifetimes, have made creative contributions of outstanding artistic significance to the field of recording.” That same year, a feature length documentary about Bob Marley’s life, Rebel Music, directed by Jeremy Marre, was nominated for a Grammy for Best Long Form Music Video documentary. In 2001 Bob Marley was accorded the 2171st star on the Hollywood Walk of Fame by the Hollywood Historic Trust and the Hollywood Chamber of Commerce, in Hollywood, California. As a recipient of this distinction, Bob Marley joined musical legends including Carlos Santana, Stevie Wonder and The Temptations.

In 2006 an eight block stretch of Brooklyn’s bustling Church Avenue, which runs through the heart of that city’s Caribbean community, was renamed Bob Marley Boulevard, the result of a campaign initiated by New York City councilwoman Yvette D. Clarke. This year the popular TV show Late Night with Jimmy Fallon commemorated the 30th anniversary of Bob Marley’s passing with an entire week (May 9-13) devoted to his music, as performed by Bob’s eldest son Ziggy, Jennifer Hudson, Lauryn Hill, Lenny Kravitz and the show’s house band The Roots. These triumphs are all the more remarkable considering Bob Marley’s humble beginnings and numerous challenges he overcame attempting to gain a foothold in Jamaica’s chaotic music industry while skillfully navigating the politically partisan violence that abounded in Kingston throughout the 1970s.

One of the 20th century’s most charismatic and challenging performers, Bob Marley’s renown now transcends the role of reggae luminary: he is regarded as a cultural icon who implored his people to know their history “coming from the root of King David, through the line of Solomon,” as he sang on “Blackman Redemption”; Bob urged his listeners to check out the “Real Situation” and to rebel against the vampiric “Babylon System”. “Bob had a rebel type of approach, but his rebelliousness had a clearly defined purpose to it,” acknowledges Chris Blackwell, the founder of Island Records, who played a pivotal role in the Bob Marley biography by introducing Marley and the Wailers to an international audience. “It wasn’t just mindless rebelliousness, he was rebelling against the circumstances in which he and so many people found themselves.”